Jumat, 10 Desember 2010

DAKWAH PARA NABI
(Bahan Diskusi Mahasiswa PMI)
Oleh : Rohmanur Aziz

Dakwah telah dilakukan sejak zaman nabi-nabi hingga saat ini mempunyai ragam aktivitas dan cara. Berikut beberapa gambaran dakwah yang dilakukan nabi-nabi:

Da’wah Nabi Yusuf
Qs 12 : 1 – 6
Isyarat atau petunjuk bahwa Yusuf sebagai calon nabi dan rosul Allah. Ketika Yusuf menjadi rosul, saudara-saudaranya merasa iri. Ini merupakan sifat syetan itu musuhnya para da’i. Qs 6:12
“Kesempurnaan nikmat adalah berupa Yusuf diangkat menjadi Nabi dan Rosul Allah. Sebagaimana Allah telah mengasuh Ibrahim dan Ishak menjadi Rasulullah”.
kisah dapat menjadi pelajaran bagi ulil albab.
Nabi Yusuf dalam dakwahnya dilakukan dengan sabar sehingga karena kesabarannya, akhirnya Ia mendapat kegembiraan dan kemenangan.
Walaupun Yusuf sukses dalam dakwahnya, tapi bukan berarti tanpa halangan dan rintangan, ternyata tantangan dan rintangan dakwahnya Yusuf adalah dari saudara-saudaranya sendiri melalui pembuatan makar melalui rencana pembunuhan. Kenapa meraka (saudara Yusuf) membuat makar, karena mereka tidak menyukai (iri) akan kenabian dan kerosulan Yusuf.
Setiap nabi dan rasul Allah, untuk menguatkan mereka sebagai utusan Allah, Allah member mereka mu’jizat. Adapun mu’jizat nabi Yusuf adalah diberikan kemampuan oleh Allah untuk menafsirkan mimpi.
Penulis mempunyai pendapat ta’bir mimpi yang dilakukan nabi Yusuf merupakan media dakwah.Perlu sedikit digambarkan tentang mimpi, menurut Al-Qodi Abu Bakar bin Arabi, mimpi adalah salah satu cara untuk memperoleh petunjuk yang Allah hubungkan ke dalam hati hambanya melalui kekuatan (tangan) malaikat atau syetan.
Yusuf selain diberi kemampuan menta’birkan mimpi, kemudian Allah pun memberikan hikmah dan ilmu.
Selanjutnya dalam perjalanan dakwahnya Yusuf, seperti nabi-nabi sebelumnya mendapat ujian dari Allah berupa godaan dari Siti Julaehah, Yusuf sanggup menghadapi ujian itu karena ada kekuatan iman kepada Allah. Nabi Yusuf nuraninya terbimbing, nafsunya dirahmati Allah. Firman Allah
“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Allah, Sesungguhnya Robku maha pengmpun lagi maha penyayang.”
Ini pula godaan yang datang pada nabi Muhammad SAW, saat disuruh berhenti dakwahnya oleh tokoh Quraisy dengan diberikan tiga hal yang kalau dipandang oleh urusan dunia sangat menawan. Tiga hal itu : pertama tahta, kedua harta dan ketiga wanita. Nabi Muhammad dengan tegas menjawab “Sekiranya matahari ditangan kanan, bulan ditangan kiri ku, aku tak akan pernah berhenti berdakwah sampai aku mati”.
Barangkali da’I hari ini pun harus menjawab tidak menutup kemungkinan ujian yang menimpa nabi Yusuf akan menimpa pula kepada para da’i hari ini dan yang akan datang.
Kemudian nabi Yusuf dalam dakwahnya menerapkan pendekatan sabar dan pemaaf. Dalam al-qur’an dicantumkan pada surat 12: 60-70, yakni ketika musim kelaparan menimpa bangsa Mesir, saat itu Yusuf menjadi bendahara Negara. Banyak kaum muslimin berdatangan meminta bantuan kepadaYusuf. termasuk keluarga Ya’kub, maka setiap tawadunya,Yusuf Nampak terlihat terutama ketika mempersilahkan kepada kedua orang tuanya untuk duduk di singgasana. Sebenarnya Yusuf memiliki kekuatan untuk membalas saudara-saudaranya ketika memasukkan Yusuf kedalam sumur, namun Yusuf sebagai da’i muslim, memperlihatkan mentalitas sebagai sosok da’inya, bisakah kita ?

Dakwah Syu’aib
Nabi syu’aib mempunyai tugas dakwah kepada penduduk Madyan. Madyan adalah putra nabi Ibrahim, kemudian menjadi nama kabilah di wilayah laut merah di tenggara gunung Sina, ajakan yang disampaikan adalah
“Sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada tuhan bagimu selain dirinya” (Al-Araf :85). Kemudian kepada ummatnya untuk jujur dalam menimbang dan menukar. (Qs Al-Mutafifin :1-6). Selain amar ma’ruf, Syu’aib pun melakukan Nahyi munkar, yakni pertama melarang ummatnya berbuat kerusakan setelah Allah mengadakan perbaikan, kedua dilarang duduk-duduk di pinggir jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah.
Ajakan dan larangan sebagai wujud kasih sayang kepada ummatnya ternyata dibalas dengan sifat yang angkuh dan sombong. Mereka enggan mengindahkan seruan Syu’aib, malah pemuka-pemuka kaumnya berbalik mengajak untuk kembali ke agama nenek moyang mereka, bahkan mengancam akan mengusir nabi Syu’aib dan orang-orang beriman dari kota Madyan.
Awal dakwah yang dilakukan nabi Syu’aib adalh mengajak atau menyeru kepada tauhid, karena itu merupakan dasar aqidah dan rukun Din yang agung serta menegakan urusan penyempurnaan timbangan dan takaran dalam menjual, dan dilarang untuk mengurangi takaran atau timbangan untuk pembeli karena merupakan kemaksiatan yang besar.
Walaupun seruan nabi Syu’aib itu kebaikan bagi Din umatnya dan kebaikan bagi dunia mereka, mereka tidak diperintahkan untuk menjalankan perintah Allah kecuali mendatangkan manfaat dan mereka tidak dilarang untuk meninggalkan perbuatan yang dilarang kecuali mendatangkan madhorot dan tidak pula menghalalkan sesuatu kecuali itu baik bagi mereka dan tidak pula Allah mengharamkan untuk mereka kecuali itu sesuatu yang buruk.
Namun mereka menolak akan seruan yang mulia itu, maka sebagai konsekuensinya mereka mendapatkan azab berupa gempa yang menewaskan mereka hingga bergelimpangan di rumah-rumah mereka Qs 7: 01, mereka termasuk orang-orang yang merugi, bukan hanya rugi dalam beragama tetapi dunia pun mereka rugi. Adapun mereka yang beriman, mereka mendapatkan keberuntungan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.
Dalam Qs Hud ayat 85-95, seruan nabi Syu’aib selain kepada tauhid, juga mengajak umatnya untuk mohon ampun dan bertobat kepada Allah dan melarang berbuat kerusakan di muka bumi berupa kezaliman dan memakan harta manusia dengan cara bathil (bebuat curang dalam takaran dan timbangan), saling bermusuhan diantara manusia, demikian juga termasuk berbuat kerusakan ketika akhlak yang buruk, berbuat yang merugikan orang lain secara terang-terangan dan sembunyi-sembunyi, usia yang diliputi kebodohan dan ketidak teraturan hidup.
Seperti halnya para da’i terdahulu yang mendapat hinaan, celaan, ejekan maka nabi Syu’aib pun menghadapi celaan dan ejekan, adapun ucapan ejekan mereka diabadikan dalam Al-Qur’an
“Sesungguhnya engkau adalah orang yang sangat penyantun lagi berakal”.
“Sesungguhnya kami benar-benar melihat kamu seorang yang lemah diantara kami”.
Hinaan, celaan, dan ejekan yang disampaikan mereka kepada utusan Allah nabi Syu’aib, walaupun nabi Syu’aib tidak mendo’akan mereka untuk dibinasakan, Allah yang membinasakan mereka, berupa suara mengguntur dan mereka mati bergelimpangan.
Allah maha adil, bagi nabi Syu’aib dan pengikutnya yang beriman kepada Allah dan hari akhir, mereka mendapat rahmat dari Allah.
Sejarah dakwah nabi Syu’aib selain dikisahkan dalam Al-Qur’an surat Hud dan Al-Araf juga dalam Qs As-Syu’aro : 176-191.
Sebagai bukti : dalam surat ini ada kisah yang menarik, yakni nabi Syu’aib diutus oleh Allah ke Aikah mengajak taqwa kepada Allah. Nabi Syu’aib dalam berdakwah tidak meminta upah kecuali bagian mencari ridho Allah. Memang inilah hakekat berdakwah, tidak minta upah kepada manusia, tetapi jika diberi tak harus ditolak.

Dakwah Nabi Musa (Qs 5 : 20-26)
Intisari dakwah nabi Musa dalam Al-Qur’an surat Al-maidah :20-26 adalah :
1. Seruan Musa kepada kaumnya (Bani Israil) agar mengingat nikmat Allah.
2. Ungkapan kemuliaan dari nabi-nabi yang lainnya kepiawaian dakwah nabi Musa bersama saudaranya yakni nabi Harun.
3. Perintah memasuki ke Baitul Maqdis untuk mensucikannya, terkandung seruan ketauhidan.
4. Allah melarang nabi Musa untuk bersedih hati, dalam berdakwah walaupun menghadapi kaum yang fasiq.
Adapun dalam Qs 7 :103-126, setelah Allah mengutus beberapa rasul yakni Luth, Hud, Nabi Saleh dan nabi syu’aib, kemudian mengutus nabi Musabin Imron kepada Fir’aun dan keluarganya.
Seperti halnya para rasulyang lain, nabi Musa pun menghadapi tantangan dan rintangan, ejekan serta hinaan, salah satunya tuduhan kepada nabi Musa sebagai tukang sihir. Qs 7 :109, dengan kekuasaan Allah mereka (Bani Israil) akhirnya takluk akan kebesaran Allah, setelah itu mereka beriman kepada Allah karena meyakini kebenaran seruan Musa.
Namun tidak semua pengikut Fir’aun itu membenarkan seruan Musa, ada juga sebagian dari kaum itu yang membangkang, sebagai konsekuensi dari perbuatannya, mereka mendapat azab berupa angin topan, belalang, kutu dan katak.
Dalam Q.S. 2:74 mereka (Bani Israil) mempunyai hati yang lebih keras dari pada batu,sehingga azab yang datang kepada mereka berupa hal tadi di atas bukan menyadarkan mereka, malah membuat mereka tambah ingkar, kemudian Allah menenggelamkan mereka disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Allah Q.S. 7:136.
Kenapa mereka (Bani Israil) tetap mendustakan ayat-ayat Allah ? karena mereka telah tumbuh ketergantungan yang kuat terhadap anak lembu (Sapi Betina). Bila kita analisa Q.S. 2:67-71, betapa susahnya mereka untuk menyembelih anak lembu, berbagai alasan diungkapkan mulai dari usia sapi yang akan disembelih sampai warna sapi yang akan disembelih. Barangkali tak jauh berbeda dengan hari ini banyak manusia menyembah tahta, harta dan wanitadan saat mereka diajak untuk hanya menyembah Allah bukan hal yang mudah untuk meninggalkan sembahan sebelumnya.
Padahal jika mereka tetap menjadikan anak lembu sebagai sembahan mereka, maka mereka akan mendapat kemurkaan dari Allah di hari Akhirat dan kehinaan di dunia Q.S. 7:152. Adapun bagi orang-orang yang merespon seruan ke jalan Allah melalui kesadaran mengamalkan titah perintah Allah dan menjauhi larangannya, limpahan rahmat Allah menyertai kehidupannya.
Mereka yang mengikuti seruan Musa, kemudian mereka melakukan Amar Ma’ruf dan nahyi munkar dibagi menjadi 12 suku, masing-masing suku mendapatkan mata air. Mereka hidup bahagia karena berada dalam petunjuk Allah.
Setelah generasi yang soleh ini, kemudian datang generasi yang jahat yang mewarisi taurat, mereka lebih memilih kehidupan dunia yang rendah, mereka lebih memilih kebathilan, mereka menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, dan mereka menghalang-halangi orang-orang yang berada di jalan Allah.
Nabi Musa mendapatkan tugas dakwah dari Allah di negri Mesir Qs 10:78, perjalanan dakwah yang dihadapi Musa As, bukanlah medan yang mudah, akan tetapi perjalanan dakwah yang senantiasa medapatkan ujian-ujian yang silih berganti. Bukan hanya sebutan sebagai tukang sihir, akan tetapi Fir’aun dengan kekuasaannya memberikan legalitas kepada kaumnya untuk membunuh setiap anak laki-laki yang lahir dan membiarkan hidup setiap yang lahir itu anak perempuan Qs 14:6.
Siapa nabi Musa ?........
Musa adalah hamba Allah yang masa lahir memiliki sejarah tersendiri, beliau dihanyutkan di Sungai Nil sebagai wujud kasih sayang Allah, Musa diselamatkan dan diasuh oleh istri Fir’aun yaitu Asiyah. Dari waktu kewaktu Musa semakin besar dan dewasa, beliau mempunyai istri bernama Shafuriya putri Nabi Syu’aib yang selalu mendukung dakwahnya. Qs 28:26, keberhasilan nabi Musa selain pertolongan Allah juga peran istrinya. (Th Tafsir Ibnu Katsir Jilid III hal.406).

Dakwah Nabi Daud dan Nabi Sulaeman
Perbekalan keduanya dalam menjalankan tugas dakwahnya adalah untuk nabi Daud Allah bekali kemampuan untuk mengolah besi serta ilmu dan hikmah. Qs 21:79, sedangkan nabi Sulaeman adalah kemampuan untuk berkomunikasi dengan binatang semut (Qs 27:18-19) serta burung (Qs 27:16) dan kemampuan untuk menundukan angin kencang (Qs 21:81), selain itu nabi Sulaeman juga dibekali oleh Allah untuk dapat menaklikan jin, baik burung Hud-hud maupun jin, oleh nabi Sulaeman dalam berdakwah digunakan untuk berdakwah kepada ratu Balqis (Qs 27:16 & 23) yakni saat menyampaikan surat balasan ke ratu Balqis.
Dakwah nabi Sulaeman melalui metode dialogis dan bilhal yang menjadi objek dakwah diantaranya ratu Balqis,, nabi Sulaeman berdialog dengan ratu Balqis sebagai proses dakwah sebagai berikut : (Qs 27:24-44).
Adapun dakwahnya nabi Daud kepada umatnya adalah mengajak beramal saleh yakni dengan menunjukan jalan untuk kebaikan agama mereka dan kebaikan dunia mereka. Karena pada umumnya manusia membutuhkan akan kedua hal tersebut. Daud menyerukan agar umatnya berlindung kepada Allah dari kehidupan dunia yang menghalangi untuk taqorub kepada Allah dan menghalangi menyatunya dengan din, sehingga dunia ini membawa kesalehan din dan kekuatan iman, membawa kemaslahatan untuk diri dan yang lainnya serta manusia pada umumnya Allah berfirman dalam QS Al-Isra ayat 18-19, serta surat As-Sura ayat 20.
Kemudian Daud pun menyeru umatnya agar bersyukur atas limpahan nikmat Allah dan tidak mengingkari, namun hanya dari hamba yang bersyukur.
Cobaan yang menimpa nabi Daud.
Seperti nabi-nabi sebelumnya, nabi Daud pun mendapatkan cobaan dalam menjalankan tugas dakwahnya. Mereka menyatakan bahwa Daud itu seorang tukang sihir yang dusta. Dan Allah menyuruh kepada nabi Daud untuk bersabar (Qs 38:17).

Dakwah Nabi Isa
Dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 45-60, sejarah kelahiran Isa. Dia lahir dari seorang ibu yang solehah yang telah dinazarkan oleh keluarga Imran untuk berbakti di Baitul Maqdis ialah Siti Maryam, Isa lahir tanpa ayah sebagai mu’zijat bentuk kekuasaan Allah. Nama lengkapnya Isa Ibnu Maryam. Dalam kitab Ibnu Katsir jilid I hal. 344. Nama Isa dinisbatkan kepada ibunya, karena lahir tanpa ayah, ia kelak akan menjadi manusia terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang yang dimuliakan oleh Allah. Kemudian Allah mengajarkan kepadanya Al-kitab (kitab sebelum taurat dan injil), hikmah taurat dan injil.
Bebeda dengan nabi yang lainnya, Isa berdakwah ke jalan Allah dengan mengajak umatnya agar tidak menyekutukan Allah, sejak kecil (Tafsir Ibnu Katsir jilid I hal 344).
Media dakwah nabi Isa adalah membuat burung dari tanah kemudian ditiup dengan izin Allah selanjutnya berubah menjadi seekor burung, menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan menyembuhkan pula orang yang sopak (kulit) dan menghidupkan orang yang mati atas izin Allah.
Nabi Isa mengajak umatnya untuk menyembah Allah dan dilarang menyekutukannya, barang siapa yang menyekutukan Allah, haram untukmu memasuki surga. Dari proses dakwah yang dilakukan ada diantaranya mereka yang beriman, tetapi kebanyakan diantara mereka berbuat fasik. (Qs Al-Hadid :27)

Dakwah Nabi Muhammad Saw.
Muhammad diangkat menjadi penyeru oleh Allah di Mekah pada usia 40 tahun, dakwah pada awalnya dilakukan secara syiriah, dan selanjutnya dilakukan secara terang-terangan. Pedoman dakwahnya adalah Al-Qur’an yang diturunkan di kota Mekah dan di kota Madinah. Ayat-ayat yang diturunkan di kota Mekah disebut Makiyah, dan diturunkan sebelum hijrah ke Yastrib berisi tentang semua ketauhidan. Sedangkan ayat-ayat yang diturunkan di Madinah merupakan ayat-ayat yang turun setelah hijrah.
Metode dakwah yang dilakukan di Mekah dakwah fardiyah setelah itu membangun jama’ah.
Secara umum dakwah nabi Muhammad adalah dakwah yang sukses, karena dengan kurun waktu 23 tahun mengislamkan hampir seluruh Zajirah Arab, kesuksesan beliau dalam berdakwah tidak luput dari ujian, seperti yang menimpa pada da’i sebelumnya.
Dalam Qs Al-Qalam, orang-orang Quraisy menyebut Muhammad sebagai orang gila.
Ajaran yang diserukan oleh Nabi Muhammad SAW ketika dakwah di Mekah ;
1. Tentang berbangkit Qs An-Nahl: 40, Al-Isra: 51-52, Al-Hajj: 5-6 dll.
2. Amal saleh : Qs 3: 133-136, Qs Yunus: 9-10, Qs An-Nahl :97, Qs 24:55
Qs Al-Kahfi :7-8, Qs Ash-Shaf: 10-13, Qs At-Tin :4-6

3. Ahlak : Qs Al-An’am : 152, Qs Ibrahim : 24-27, Qs An-Nahl :90-96, dan 125-128,
Qs Al-Isra :23-38, Qs Al-Mu’minun : 1-10, Qs An-Nur :27-31
Qs Fushilat :34-36, Qs Al-Hujurat :11-13
4. Pendidikan Allah kepada Rasulullah
Beberapa hal bentukan tarbiyah Allah kepada Rasulullah Muhammad SAW :
• Bersabar dalam menyampaikan risalah
• Qona’ah dan ridho dalam menerima rizki
• adab berdakwah yakni dakwah bil hikmah dan maudoh hasanah.
Untuk lebih dalam memahami tarbiyah Allah kepada Muhammad Rasulullah SAW, dapat dipahami dari beberapa ayat-ayat Allah, diantaranya pada Qs Al-Kahfi :28, Al-Araf :199-203, An-Nahl : 125, Toha : 130-132, dan Al-Ahqof :35.
5. Tekanan dari orang-orang musyrik untuk dapat gambaran bentuk-bentuk tekanan orang-orang musyrik diperhatikan pada ayat-ayat sebagai berikut : Qs Al-Anam :7-10 dan 124, Qs Yunus :15-17 dan Qs Al-Hijr :6-15.
6. Penglipurlara.

Pertanyaan Kritis:
1. Bagaimana karakteristik da’i dan mad’u pada masa nabi-nabi?
2. Pendekatan dan metode apa yang digunakan dalam aktivitas dakwahnya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar