Kamis, 29 Desember 2011

SAFAR KE TAHUN 2012

Tahun 2011 sebentar lagi berakhir, media ramai menyampaikan raport kehidupan tahun 2011 dengan beragam tafsir dan komentar. Sesungguhnya ini ritual akhir tahunan kaum jurnalis. Publik dijejali dengan hirukpikuk informasi yang bercampuraduk antara yang positif dan negatif. Tak ketinggalan informasi "abal-abal" dari paranormal jadi menu tambahan untuk santapan publik yang masih haus dengan mistisisme dan klenik. Bagi muslim yang cerdas, seyogyanya akhir tahun dan awal tahun menjadi fase evaluasi sekaligus aksi yang lebih baik dengan aneka ragam agenda kemaslahatan. awal 2012 yang bertepatan dengan bulan safar tahun 1432 Hijriah menjadi momentum untuk bergerak maju pada arah garis edar zaman sesuai tuntutan Alloh sebagai pencipta alam semesta, pengendali waktu dan pemelihara jagat raya. Safar bermakna berjalan atau perjalanan, demikianpun kita seyogyanya melanjutkan perjalanan pada tujuan yang lebih baik dan mulia.

Jalan Lurus dalam Dakwah

Dakwah dalam implentasinya, merupakan kerja dan karya besar manusia baik secara personal maupun kelompok yang dipersembahkan untuk Tuhan dan sesamanya adalah kerja sadar dalam rangka menegakkan keadilan, meningkatkan kesejahteraan, menyuburkan perasaan, dan secara teologis maupun sosiologis dakwah akan tetap ada selama umat manusia masih ada dan selama islam masih menjadi agama manusia. Secara teologis dakwah merupakan bagian dari tugas suci (ibadah) umat islam. Kemudian secara sosiologis, kegiatan dakwah apapun bentuk dan konteksnya akan dibutuhkan oleh umat manusia dalam rangka menumbuhkan dan mewujudkan kesalehan individual dan kesalehan social, yaitu pribadi yang memiliki kasih sayang terhadap sesamanya dan mewujudkan tatanan masyarakat marhamah yang dilandasi oleh kebenaran tauhid, persamaan derajat, semangat persaudaraan, kesadaran akan arti penting kesejahteraan bersama dan menegakkan keadilan ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Berdasarkan pandangan mubalighah Shilah Suci Anugerah dalam mendefinisikan dakwah yaitu dapat dipahamami bahwa dakwah adalah proses islamisasi, yaitu proses mempertahankan keislaman setiap manusia yang sudah berislam jauh sebelum lahir ke alam dunia ini, dan mengupayakan orang yang ingkar terhadap islam agar kembali meyakini dan mengamalkan ajaran islam. Berdasarkan asumsi diatas dipandang perlu adanya kajian dakwah secara filosofis, untuk menemukan esensi dan substansi dakwah islamiyah, agar tidak terjadi kesalahfahaman dan kesalahmaknaan mengenai dakwah, atau paling tidak sebagai upaya meminimalisasi kesalahfahaman dan kesalahmaknaan mengenai dakwah islamiyah sehingga dapat mendekati makna yang sesungguhnya (hakikat) sebagaimana yang diwahyukan. Selain itu juga untuk mengurangi anggapan bahwa hasil kerja pemikiran atau penafsiran terhadap Al-Quran sebagai kitab dakwah yang selama ini berkembang ditengah-tengah masyarakat, tidak dianggap sebagai suatu bentuk pemikiran tunggal dan eksklusif, dan menolak tampilnya pemikiran-pemikiran baru mengenai dakwah. Dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam tata pergaulan umat islam, kata dakwah tentunya bukanlah barang baru sebab dakwah merupakan salah satu diantara kata yang begitu familiar ditelinga mereka. Untuk memahami dakwah lebih komprehensif tentunya diperlukan kajian yang lebih mendalam. Untuk memahami makna dakwah, kita dapat menempuhnya melalui beberapa pendekatan diantaranya: pendekatan bahasa (etimologi) dan istilah (terminologi) serta kajian filosofis. Dakwah secara bahasa (etimologi) merupakan sebuah kata dari bahasa Arab dalam bentuk masdar. Kata dakwah berasal dari kata (da’a yad’u da’watan) yang berarti seruan, panggilan, undangan atau do’a. Menurut Abdul Aziz secara etimologis kata dakwah berarti: Memanggil, Menyeru, Menegaskan atau membela sesuatu, Perbuatann atau perkataan untuk menarik manusia kepada sesuatu, Memohon dan meminta atau do’a. Artinya, proses penyampaian pesan-pesan tertentu berupa ajakan, seruan, undangan, untuk mengikuti pesan tersebut atau menyeru dengan tujuan untuk mendorong sesorang supaya melakukan cita-cita tertentu. Terdapat beberapa ayat Al-Qur’an mengenai dakwah sebagai do’a yaitu diantaranya : Q.S Yunus 25 Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang Lurus (Islam) Q.S Al-baqarah 221 Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. Sedangkan pengertian dakwah menurut istilah (treminologi) diantaranya dapat mengambil isyarat dari surat An-Nahl ayat 125 yaitu: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Berdasarkan ayat-ayat diatas, dipahami bahwa dakwah adalah mengajak manusia kepada jalan Allah secara menyeluruh baik dengan lisan, tulisan, maupun dengan perbuatan sebagai ikhtiar (upaya) muslim mewujudkan nilai-nilai ajaran Islam dalam realitas kehidupan pribadi (syahsiyah), keluarga (usrah), dan masyarakat (jama’ah) dalam semua segi kehidupan secara menyeluruh sehingga terwujud khairul ummah (masyarkat madani). 2. Unsur-Unsur Dakwah Dari beberapa definisi dakwah diatas, tampaknya didapati bebrapa unsur dalam berdakwah. Unsur-Unsur Dakwah Dalam Proses Dakwah Dari gambar diatas dapat dilihat paling tidak terdapat enam unsure utama(pokok) dalam proses dakwah yaitu: da’i, maudu (materi dakwah), uslub (metode dakwah), wasilah (media dakwah), mad’u (objek dakwah), dan tujuan dakwah. Sedangkan konsep dakwah dan respon balik (feed back) merupakan situasi dan implikasi yang tak terpisahkan ketika terjadi proses dakwah, dalam arti unsure yang melekat. Proses dan Unsur Dakwah Menurut Shilah Suci Anugerah A. Da’i (Subjek Dakwah) Menurut pandangan masyarakat di kelurahan Cipadung da’i itu lebih dikenal dengan sebutan mubaligh atau mubalighah yaitu seseorang atau kelompok yang menyampaikan pesan-pesan islam dalam ruang dan waktu tertentu dengan mengandalkan media lisan, tulisan serta audio-visual. Sedangkan kata da’I itu sendiri berasal dari bahasa Arab bentuk mudzakar (laki-laki) yang berarti orang yang mengajak, sedangkan muanas (perempuan) disebut da’iyah. Da’i dapat diartikan orang yang mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung, melalui lisan, tulisan atau perbuatan untuk mengamalkan ajaran-ajaran islam atau menyebarluaskan ajaran islam, melakukan perbuatan kearah kondisi ke arah yang lebih baik menurut ajaran islam. Fungsi seorang da’i yaitu diantaranya : Meluruskan akidah Memotivasi umat untuk beribadah dengan baik dan benar Amar ma’ruf nahi munkar Menolak kebudayaan yang merusak B. Maudu’ (Pesan Dakwah) Maudu atau pesan dakwah adalah pesan-pesan, atau materi segala sesuatu yang harus disampaikan oleh da’i kepda mad’u meneganai keseluruhan ajaran isla, yang ada didalam kitabullah maupun sunah Rasul-nya. atau disebut juga kebenaran (al-haq) yaitu al-islam yang bersumber dari al-Qur’an. seperti yang tertera dalam al-Qur’an Surat al-Isra :105 Dan kami turunkan (al quran) itu dengan sebenar-benarnya dan al quran itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Muhaemin menjelaskan secara umum pokok isi al-Qur’an meliputi : Akidah : aspek ajaran islam yang berhubungan dengan keyakinan Ibadah : aspek ajaran islam yang berhubungan dengan ritual dalam rangka pengabdian kepada allah swt. Muamalah : aspek ajaran islam yang mengajarkan berbagai aturan dalam tata kehidupan bersosial. Akhlak : aspek ajaran islam yang berhubungan dengan tata prilaku manusia sebagai hamba allah. Sejarah : peristiwa-peristiwa perjalanan hidup yang sudah dialami umat manusia yang diterangkan al-qur’an untuk senantiasa diambil hikmah dan pelajarannya. Islam sebagai pesan dakwah dijelaskan dalam al-Qur’an memilki beberapa karakteristik, yaitu: 1. Islam sebagai agama fitrah (QS. Al-Rum : 30) 2. Islam sebagai agama rasional dan pemikir (QS. Al-Baqarah: 164, Ali Imran : 191, dan Al-Rum : 30) 3. Islam sebagai agama ilmiah, hikmah, dan fiqiyah (QS. Al-Baqarah 226, Al-An’am: 25,35,98, al-a’raf: 178) 4. Islam sebagai agama argumentatif (hujjah), dan demonstratif (burhan). (QS. An-Nisa :30 dan al Al-An’am : 83) 5. Islam sebagai agama hati (al-qalb), kesadaran (wijan), dan nurani (dhamir).(QS.Qaff:37,as-Syura:88-89 & Ar-Ra’du :70) 6. Islam sebagai agama kebebasan (huriyah), dan kemerdekaan (istiqlal) (QS. Al-Baqarah 170. Dan al-Maidah 107) 7. Islam sebagai agama yang lurus (QS. Al-Rum 30) 8. Islam sebagai agama kedamaian dan kasih sayang bagi seluruh alam (rahnatan al-alamin). Pesan yang disampaikan oleh mubalighah Shilah dalam dakwahnya yaitu: al-khair (kebaikan) : memberikan uswah yang baik kepada mad’u, baik dalam bersikap, berbicara, maupun berprilaku. al-huda (petunjuk) : memberikan petunjuk kepada mad’u untuk senantiasa berepegang teguh kepada ajaran islam. al-ma’ruf (perbuatan baik) : mengingatkan mad’u untuk senantiasa berbuat baik, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dan adapun pesan moral yang disampaikan dalam dakwahnya berupa ajakan kepada mad’u khususnya generasi muda untuk mengupayakan perbaikan atas kualitas diri serta potensi yang dimiliki setiap individu. Pesan yang dikemas sedemikian rupa dengan berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah senantiasa mengantarkan ia kepada pencitraan diri seorang mubalighah yang pantas menjadi uswah bagi generasi muda khususnya. C. Uslub (Metode Dakwah) Dalam bahasa Arab metode disebut thariq atau thariqah yang berarti jalan atau cara. Uslub secara bahasa berarti jalan atau seni. Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode dakwah (uslub dakwah) suatu cara dalam melaksanakan dakwah, menghilangkan rintangan atau kendala-kendala dakwah, agar mencapai tujuan dakwah secara efektif dan efisien. Dengan kata lain, segala cara dalam menegakkan syari’at islam untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan, yaitu terciptanya kondisi kehidupan mad’u yang selamat dan sejahtera baik di dunia maupun diakhirat kelak. Oleh karena itu pendekatan dakwah harus bertumpu pada suatu pandangan human oriented, menempatkan penghargaan yang mulia atas diri manusia. Menurut Nasaruddin Razak proses penegakkan syariat itu tidak mungkin berjalandengan efektif dan efisien tanpa metode. Secara teoritis al-Qur’an menawarkan metode yang tepat guna dalam menegakkan dakwah yang tertera dalam QS.An-Nahl ayat 125. Dari ayat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode dakwah itu dilakukan dengan cara bijaksana (hikmah), naehat yang baik (al-mauidzah hasanah), dan berdiskusi yang baik (al-mujadalah). Menurut Quraish Shihab dalam menyajikan materi dakwah terlebih dahulu meletakkan satu prinsip bahwa manusia yang dihadapinya adalah makhluk yang terdiri dari unsure jasmani, akal dan jiwa. Untuk menunjang tercapainya target yang diinginkan dalam penyajian materi-materi dakwah, al-Qur’an menempuh beberapa metode, yaitu mengemukakan kisah-kisah yang bertalian dengan salah satu tujuan materi, nasihat dan panutan serta pembiasaan. Sedangkan menurut Jamaluddin Kafie metode klasik yang masih tetap up to date adalah : Metode sembunyi-sembunyi, pendekatan kepada sanak keluarga terdekat. Metode bil-lisan, bil-qalam (tulisan), dan bil-hal (perbuatan atau aksi nyata) Metode bil-hikmah, mauidzah hasanah, mujadalah bil-lati hiya ahsan. Metode tabsyir wa al-tandzir, amar ma’ruf nahi munkar, ta’awun al-biri wa al-taqwa, wala ta’awanu ala al-ismi wa al-udwan, dalla ala al-khair, tawashau bi al-haq wa al-sabr, tadzkirah. Sedangkan metode dakwah yang mubalighah Shilah gunakan yaitu dengan mengkolaborasikan antara dakwah dan nada (seni musik). Dimana dalam pelaksanaanya mampu menarik mad’u khususnya generasi muda untuk tergerak hatinya dalam mencari ilmu agama. Setiap manusia itu sudah dibekali dengan potensi masing-masing, tinggal bagaimana kita mengembangkan serta mengaflikasikannya. Seorang gadis beliapun mampu menyihir para mad’u yang notabene remaja untuk memotivasi mereka dalam hal kebaikan dan menjadi seorang yang mempunyai potensi berkualitas. Dengan kefasihan serta ketegasan dalam berdakwah tidak mengalahkan para da’i/da’iyah yang sudah lebih dulu bergelut dalam bidang dakwah, Shilah mampu menyampaikan pesan dakwahnya dengan penjiwaan yang telah dibekali sejak dini. Pencitraan diri yang menjadi pondasi awal bagaimana seorang da’i mampu mempengaruhi mad’u sehingga mendapat respon positif dari mad’u berupa tindakan yang baik. D. Washilah (Media Dakwah) Media dakwah adalah objektif yang menjadi saluran yang dapat menghubungkan ide dengan umat, suatu elemen yang vital dan merupakan urat nadi dalam totalitas dakwah yang keberadannya sangat urgent dalam menentukan perjalanan dakwah. Menurut muhammad abdul fatah al-bayanuni secara praktis wasilah dakwah terbagi menjadi dua yaitu : 1. washilah maknawiyah : media yang bersifat immaterial, sperti rasa cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dan mempertebal ikhlas dalam beramal. 2. washilah madiyah : media yang bersifat material yaitu segala bentuk alat yang bisa diindera dan dapat membantu para da’I dalam menyampaikan dakwah kepada mad’u-nya Adapun media yang bersifat ilmiyah seperti washilah yadawiyah (karya tulis), washilah bashariah (karya lukis), washilah sam’iyah (kreasi suara), sam’iyah-bashariah (audio-visual) dan washilah al-mutanawiyah (pentas seni). Media yang besifat praktis seperti memakmurkan mesjid, mendirikan organisasi, mendirikan sekolah menyelenggarakan seminar dan mendirikan system pemerintahan islam. Media dakwah yang diterapkan pada pelaksanaan dakwah mubalighah Shilah yaitu melalui media mimbar, ceramah dari panggung ke panggung, serta majlis ta’lim yang menerapkan konsep seni dan dakwah. Dengan mempunyai tujuan selain menyampaikan pesan-pesan dakwah juga untuk menghibur para mad’u. Terkadang dalam proses pencarian ilmu khususnya ilmu agama tak jarang terbesit rasa jenuh namun dengan diterapkan metode kolaborasi antara dakwah dan seni pada media mimbar diharapkan mampu menggugah respon mad’u terhadap pelaksaan dakwah, dan akan mempermudah dalam penyampaian pesan dakwahnya. E. Mad’u (Objek Dakwah) Mad’u atau sasaran dakwah adalah seluruh manusia sebagai yang dibebani menjalankan agama islam dan diberi kebebasan untuk berikhtiar, berkehendak dan bertanggungjawab atas perbuatan yang sesuai dengan pilihannya, mulai dari individu, keluarga, kelompok, golongan, kaum, massa, dan umat manusia seluruhnya. Menurut Dr. Acep Aripudin dalam bukunya menerangkan bahwa sasaran dakwah adalah seluruh umat manusia bahkan bangsa jin dimasukkan sebagai sasaran dakwah. Mad’u yang dihadapi oleh mubalighah Shilah mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua. menurutnya sebelum kita melakukan dakwah terhadap mad’u, tentunya kita harus mengetahui karakter dari mad’u terlebih dahulu. etika dalam berdakwah penting diterapkan dalam hal ini, sebab etika dakwah perbuatan yang nampak mesti memiliki relevansi dengan perbuatan yang tidak Nampak atau yang disebut perbuatan hati. maksudnya antara kehendak dengan aksi harus sesuai dan antara motivasi dengan perbuatan juga harus sesuai. F. Tujuan Dakwah Tujuan ini dimaksudkan sebagai pemberi arah atau pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Menurut qs. Yusuf ayat 108: Katakanlah: "inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada allah dengan hujjah yang nyata, maha suci allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". Ayat diatas menerangkan salah satu tujuan dakwah adalah membentangkan jalan allah agar dilalui manusia. Tujuan utama dakwah adalah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhai allah swt. 3. Bentuk-Bentuk Metode Dakwah Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i kepada mad’u untuk mencapai suatui tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. An-Nahl:125) Dari ayat tersebut dapat diambil pemahaman bahwa metode dakwah itu meliputi tiga cakupan yaitu : a) Al-hikmah Prof. Dr. Toha Yahya Umar. M.a., menyatakan bahwa hikmah berarti meletakkan sesuatu pada tempatnya dengan berfikir, berusaha menyusun dan mengatur dengan cara yang sesuai keadaan zaman dengan tidak bertentangan dengan larangan tuhan. Ibnu Qoyim berpendapat bahwa hikmah adalah pengetahuan tentang kebenaran dan pengamalannya, ketetapan dalam perkataan dan pengamlannya. Hal ini tidak bisa dcapai kecuali dengan memahami al-qur’an, dan mendalami syariat-syariat islam serta hakikat iman. Dari beberapa definisi diatas, dapat dipahami bahwa al-hikmah merupakan kemampuan dan ketetapan da’i dalam memilih dan menyelaraskan teknik dakwah dengan kondisi objektif mad’u. Al-hikmah merupakan kemampuan dai dalam menjelaskan dokrin-dokrin islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif. Bahasa dakwah yang diperintahkan al-Qur’an sunyi dari kekasaran, lembut, indah, santun, juga membekas pada jiwa, member penghargaan hingga mad’u dapat dikendalikkan dan digerakan perilakunya oleh da’i. Term Qaulan Sadida merupakan persyaratan umum suatu pesan dakwah agar dakwah persuasif memilih kata yang tepat mengenai sasaran sesuai dengan field of exsperienc dan frame of reference komunikasi telah dilansir dalam beberapa bentuk oleh al-Qur’an diantaranya: Qaulan Baligha (Perkataan Yang Membekas Pada Jiwa) Qaulan Layyina (Perkataan Yang Lembut) Qaulan Ma’rufan (Perkataan Yang Baik) Qaulan Maisura (Perkataan Yang Ringan) Qaulan Karima (Perkataan Yang Mulia) b) Al-Mauidza Al-Hasanah Secara bahasa, mau’idza hasanah terdiri dari dua kata, yaitu mau’idza dan hasanah. Mau’idza berarti nasihat, bimbingan, peringatan dan pendidikan, sedangkan hasanah mempunyai arti kebaikan. Mau’idzah hasanah dapat diartikan sebagai ungkapan yang mengandung unsure bimbingan, pendidikan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira, peringatan, pesan-pesan positifyang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan agar mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Tekanan dakwah bil-mau’idzah tertuju kepada peringatan yang baik dan dapat menyentuh hati sanubari seseorang, sehingga mad’u terdorong untuk berbuat baik. c) Al-Mujadalah Bi-Al-Lati Hiya Ahsan Kata jadala dapat bermakna menarik tali dan mengikatnya guna menguatkan sesuatu. Dari segi istilah (terminologi) terdapat beberapa pengertian al-mujadalah (al-hiwar). Al-mujadalah (al-hiwar) berarti upaya tukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, tanpa adanya suasana yang mengharuskan lahirnya permusuhan diantara keduanya. Sedangkan menurut Dr. Sayyid Muhammad Thantawi ialah suatu upaya yang bertujuan untuk mengalahkan pendapat lawan dengan cara menyajikan argumentasi dan bukti yang kuat. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa al-mujadalah merupakan tukar menukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis, yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat. Antara satu dengan lainnya saling menghargai dan menghormati pendapat keduanya berpegang pada kebenaran, mengakui kebenaran pihak lain dan ikhlaa menerima hukuman kebenaran tersebut. Fitri Afriliantini: BPI/UIN SGD Bandung 2011

Selasa, 20 Desember 2011

CHARACTER BUILDING TRAINING

Perlahan saya baru sadar bahwa saya mulai suka memotivasi diri sendiri yang kemudian direspon oleh beberapa orang-orang hebat disekitar saya untuk turut memotivasi para mahasiswa, pelajar, pemuda, bapak-bapak, ibu-ibu bahkan anak-anak dalam perjuangan mereka membentuk karakter yang baik. Kepedulian pada pembangunan dan pendidikan karakter seyogyanya menjadi naluri setiap umat Nabi Muhammad Saw. Training motivasi hanya bagian kecil dari proses pendidikan karakter namun dapat menjadi titik tolak upaya perubahan karakter ke arah yang lebih baik. Sekian banyak lembaga pelatihan motivasi dengan berbagai ragam bentuk dan konsep yang ditawarkan akhirnya berujung pada proses tranformasi nilai-nilai universal. Pada titik ini saya berakhir pada kesimpulan bahwa pelatihan membangun karakter harus mensinergikan antara konsepsi dimensi duniawi, ukhrowi dan al-Quran.

Minggu, 18 Desember 2011

SERTIFIKASI DOSEN

Dosen dinyatakan sebagai pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (UU 14/2005 Pasal 1 butir 2.). Ini tantangan bagi dosen dalam upaya turut mencerdaskan bangsa. Bentuk operasionalisasinya dengan menyuburkan kreatifitas dalam mendidik, meneliti dan mengabdi dengan beragam bentuk pemb erdayaan masyarakat. Terima kasih yaa Alloh, alhamdulillah

Rabu, 30 November 2011

ANEH

Suatu hari ada sahabat Rosululloh yang berbisk memanjatkan do'a: "Allohummaj'alnii minal qoliil" (Yaa Alloh jadikan aku dari kelompok orang-orang yang sedikit). Hal itu ternyata menjadi wacana dikalangan para sahabat dan sampai kepada baginda Rosululloh. Sebetulnya apa yang dimaksud dengan kelompok orang yang sedikit? Ternyata Al-Quran menjawab dengan kalimat "qolilan maa tasykuruun" (amat sedikit orang-orang yang bersyukur). Ini mengisyaratkan bahwa seyogyanya kita senantiasa menjadi orang yang selalu bersyukur atas segala karunia dan nikmat Alloh pada setiap detik dalam kehidupan kita. Hadanalloh wa iyyakum ilaa shirothil mustaqiim

Jumat, 18 November 2011

TUGAS PASCA UTS

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Bagi teman-teman BPI MK Perbandingan Dakwah, pasca UTS ini Anda saya minta untuk membuat komposisi kelompok > 5 kelompok dengan rincian tugas sbb: 1. Kelompok 1 mulai presentasi hari jum'at depan, kelompok 2 minggu lusa dst. 2. Bentuk presentasi dengan program powerpoint dari topik-topik yang tertera dibawah! 3. Pembuatan dan presentasi merupakan tugas terstruktur yang akan dinilai dari aspek isi/substansi, analisis, tampilan slide dan kebersamaan pengerjaan. 4. Buat minimal 17 slide! Adapun topik bahasan: Kelompok 1: Perbandingan gerakan dakwah para pembaharu Islam Kelompok 2: Perbandingan Dakwah Organisasi Kemahasiswaan Kelompok 3: Perbandingan Dakwah para mubaligh kontemporer Kelompok 4: Perbandingan Dakwah Melalui Internet Kelompok 5: Perbandingan Dakwah Melalui Lembaga Pendidikan Islam dan non muslim Ada pertanyaan ?

Rabu, 16 November 2011

Selasa, 25 Oktober 2011

Belajar Dari Alam

DAHSYATNYA VAKSINASI

Mengenal Bahan Baku Vaksin Ada kalimat pembuka yang sangat menyentuh dari salah satu tulisan yang ada di sebuah tabloid kesehatan. Demikian kalimat pembuka itu; “Bila bibit penyakit penderita TBC, Hepatitis, Miningitis, HIY, Campak, Volio, atau penyakit lainnya yang menyerang di tubuh seseorang diambil, lantas diolah sedemikian rupa entah dengan istilah dilemahkan atau dilumpuhkan, kemudian bibit penyakit tersebut diperbanyak lalu disuntiklkan ke tubuh anda atau anak anda! Apakah dengan senang hati anda menerimanya ? Aksi memasukkan bibit penyakit inilah yang akrab disebut dengan vaksinasi atau imunisasi. Mungkinkah tindakan ini bisa meningkatkan daya tahan tubuh bayi, anak-anak atau orang dewasa sekalipun ? Demikianlah kalimat pembuka ini membuat pembaca jadi terpacu untuk mengenal lebih banyak tentang vaksin dan vaksinani. Ummu Salamah, penulis buku Imunisasi Dampak & Konspirasi, Solusi Sehat ala Rasulullah SAW menyatakan bahwa bahan utama vaksin adalah kuman virus atau bakteri hidup atau mati, toksoid atau DNA dengan tambahan bahan tertentu untuk menjalankan berbagai fungsi dan biakan pembuatan vaksin. Bahan-bahan vaksin tersebut antara lain : Alumunium Logam ini ditambahkan kepada vaksin dalam bentuk gel atau garam untuk mendorong produksi anti bodi. Logam ini diduga penyebab kejang, penyakit alizheimer, kerusakan otak dan dementia (pikun). Menurut Persatuan Pemerhati Vaksin Australia bahan ini dapat meracuni darah, syaraf pernafasan, mengganggu system imun dan syaraf seumur hidup. Alumunium digunakan pada vaksin DPT, Dapt, dan Hepatitis B. Benzatonium Klorida Adalah bahan pengawet yang belum dievaluasi untuk konsumsi manusia dan banyak digunakan untuk vaksin Anthrax. Etilen Glikol Merupakan bahan utama anti beku yang digunakan pada beberapa vaksin DaPT, Polio, Hepatitis B sebagai bahan pengawet. Formaldehida/Formalin Bahan ini menimbulkan kekhawatiran besar karena dikenal sebagai karsinogen (zat pencetus kanker). Bahan ini dikenal untuk penggunaan pembalseman, fungisida, insektisida dalam pembuatan bahan peledak dan kain. Bahan ini dapa ditemukan dalam beberapa vaksin. Gelatin Adalah bahan yang dikenal sebagai allergen (bahan pemicu alergi). Bahan ini ditemukan pada Vaksin cacar air dan MMR. Glutamat Digunakan untuk menstabilkan beberapa vaksin panas, cahaya dan kondisi lingkungan lainya. Bahan ini dikenal menyebabkan reaksi buruk dan ditemukan pada vaksin varicela. Neomicin Antibiotik ini digunakan untuk mencegah pertumbuhna kuman di dalam vaksin. Bahan ini menyebabkan reaksi alergi pada beberapa orang dan ditemukan pada vaksin MMR dan Polio. Fenol Bahan yang berasal dari tar batubara ini digunakan dalamproduk bahan pewarna, desinfektan, plastic, bahan pengawet dan germisida. Bahan ini sangat beracun dan membahayakan. Steptomisin Antibiotic ini dikenal menimbulkan reaksi alergi dan ditemukan pada vaksin Polio. Timerosol Bahan ini adalah pengawet yang mengandung 50% etil merkuri yang mempunyai banyak sifat yang sama dengan merkuri (air raksa) yang sangat beracun. Persatuan Pemerhati Vaksin Australia juga mencatat adanya bahan lain dalam Vaksin, antara lain : Ammonium Sulfat Materi ini diduga dapat meracuni system pencernaan, hati, syaraf dan system pernafasan. Ampotericin B Sejenis bat yang digunakan untuk mencegah penyakit jamur, efek sampingnya membuat pembekuan darah, bentuk sel darah merah menjadi tidak sempurna, masalah pada ginjal, kelesuan, demam dan alergi pada kulit. Kasein Perekat yang kuat, sering digunakan untuk melekatkan label pada botol. Walaupun dihasilkan dari susu, namun di dalam tubuh bahan ini dianggap protein asing yang beracun. Polysorbate 20 dan polysorbate 80 Bahan yang dapat meracuni kulit atau organ genital. Jika kita merunut sejarah vaksin modern yang dilakukan oleh Flexner Brothers, kita dapat menemukan bahwa kegiatan mereka dalam penelitian tentang vaksinasi pada manusia didanai oleh Keluarga Rockefeller. Rockefeller sendiri adalah salah satu keluarga Yahudi yang paling berpengaruh di dunia, dan mereka adalah bagian dari Zionisme Internasional. Kenyataannya, mereka adalah pendiri WHO dan lembaga strategis lainnya : The UN’s WHO was established by the Rockefeller family’s foundation in 1948 – the year after the same Rockefeller cohort established the CIA. Two years later the Rockefeller Foundation established the U.S. Government’s National Science Foundation, the National Institute of Health (NIH), and earlier, the nation’s Public Health Service (PHS). ~ Dr. Leonard Horowitz dalam “WHO Issues H1N1 Swine Flu Propaganda” Wah hebat sekali ya penguasaan mereka pada lembaga-lembaga strategis. :shock: Dilihat dari latar belakang WHO, jelas bahwa vaksinasi modern (atau kita menyebutnya imunisasi) adalah salah satu campur tangan (Baca : konspirasi) Zionisme dengan tujuan untuk menguasai dan memperbudak seluruh dunia dalam “New World Order” mereka. Apa Kata Para Ilmuwan Tentang Vaksinasi? “Satu-satunya vaksin yang aman adalah vaksin yang tidak pernah digunakan.” ~ Dr. James R. Shannon, mantan direktur Institusi Kesehatan Nasional Amerika “Vaksin menipu tubuh supaya tidak lagi menimbulkan reaksi radang. Sehingga vaksin mengubah fungsi pencegahan sistem imun.” ~ Dr. Richard Moskowitz, Harvard University “Kanker pada dasarnya tidak dikenal sebelum kewajiban vaksinasi cacar mulai diperkenalkan. Saya telah menghadapi 200 kasus kanker, dan tak seorang pun dari mereka yang terkena kanker tidak mendapatkan vaksinasi sebelumnya.” ~ Dr. W.B. Clarke, peneliti kanker Inggris “Ketika vaksin dinyatakan aman, keamanannya adalah istilah relatif yang tidak dapat diartikan secara umum”. ~ dr. Harris Coulter, pakar vaksin internasional “Kasus polio meningkat secara cepat sejak vaksin dijalankan. Pada tahun 1957-1958 peningkatan sebesar 50%, dan tahun 1958-1959 peningkatan menjadi 80%.” ~ Dr. Bernard Greenberg, dalam sidang kongres AS tahun 1962 “Sebelum vaksinasi besar besaran 50 tahun yang lalu, di negara itu (Amerika) tidak terdapat wabah kanker, penyakit autoimun, dan kasus autisme.” ~ Neil Z. Miller, peneliti vaksin internasional “Vaksin bertanggung jawab terhadap peningkatan jumlah anak-anak dan orang dewasa yang mengalami gangguan sistem imun dan syarat, hiperaktif, kelemahan daya ingat, asma, sindrom keletihan kronis, lupus, artritis reumatiod, sklerosis multiple, dan bahkan epilepsi. Bahkan AIDS yang tidak pernah dikenal dua dekade lalu, menjadi wabah di seluruh dunia saat ini.” ~ Barbara Loe Fisher, Presiden Pusat Informasi Vaksin Nasional Amerika “Tak masuk akal memikirkan bahwa Anda bisa menyuntikkan nanah ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan meningkatkan kesehatan. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri yang tergantung pada vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh akan mampu melawan semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun, tidak akan mampu. Dan Anda tidak dapat mengubah kebugaran tubuh menjadi lebih baik dengan memasukkan racun apapun juga ke dalamnya.” ~ Dr. William Hay, dalam buku “Immunisation: The Reality behind the Myth” Dan masih banyak lagi pendapat ilmuwan yang lainnya. Dan ternyata faktanya di Jerman para praktisi medis, mulai dokter hingga perawat, menolak adanya imunisasi campak. Penolakan itu diterbitkan dalam “Journal of the American Medical Association” (20 Februari 1981) yang berisi sebuah artikel dengan judul “Rubella Vaccine in Susceptible Hospital Employees, Poor Physician Participation”. Dalam artikel itu disebutkan bahwa jumlah partisipan terendah dalam imunisasi campak terjadi di kalangan praktisi medis di Jerman. Hal ini terjadi pada para pakar obstetrik, dan kadar terendah lain terjadi pada para pakar pediatrik. Kurang lebih 90% pakar obstetrik dan 66% parak pediatrik menolak suntikan vaksin rubella. Lalu mengapa bisa hal itu terjadi? Apa rahasia di balik vaksin dan imunisasi? Vaksin yang telah diproduksi dan dikirim ke berbagai tempat di belahan bumi ini (terutama negara muslim, negara dunia ketiga, dan negara berkembang), adalah sebuah proyek untuk mengacaukan sifat dan watak generasi penerus di negara-negara tersebut. Vaksin tersebut dibiakkan di dalam tubuh manusia yang bahkan kita tidak ketahui sifat dan asal muasalnya. Kita tau bahwa vaksin didapat dari darah sang penderita penyakit yang telah berhasil melawan penyakit tersebut. Itu artinya dalam vaksin tersebut terdapat DNA sang inang dari tempat virus dibiakkan tersebut. Pernahkah anda berpikir apabila DNA orang asing ini tercampur dengan bayi yang masih dalam keadaan suci? DNA adalah berisi cetak biru atau rangkuman genetik leluhur-leluhur kita yang akan kita warisi. Termasuk sifat, watak, dan sejarah penyakitnya. Lalu apa jadinya apabila DNA orang yang tidak kita tau asal usul dan wataknya bila tercampur dengan bayi yang masih suci? Tentunya bayi tersebut akan mewarisi genetik DNA sang inang vaksin tersebut. Pernahkan anda terpikir apabila sang inang vaksin tersebut dipilih dari orang-orang yang terbuang, kriminal, pembunuh, pemerkosa, peminum alkohol, dan sebagainya? Dari banyak sumber yang saya dengar selama ini, penelitian tentang virus dilakukan kepada para narapidana untuk menghemat biaya penelitian, atau malah mungkin hal itu disengaja? Zat-zat kimia berbahaya dalam vaksin. Vaksin mengandung substansi berbahaya yang diperlukan untuk mencegah infeksi dan meningkatkan performa vaksin. Seperti merkuri, formaldehyde, dan aluminium, yang dapat membawa efek jangka panjang seperti keterbelakangan mental, autisme, hiperaktif. alzheimer, kemandulan, dll. Dalam 10 tahun terakhir, jumlah anak autis meningkat dari antara 200 – 500 % di setiap negara bagian di Amerika. Babi dalam Vaksin. Penggunaan asam amino binatang babi dalam vaksin bukanlah berita yang baru. Bahkan kaum Muslim dan Yahudi banyak yang menentang hal ini karena babi memang diharamkan, seperti tertuang dalam Qur’an ayat berikut : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qur’an surah Al-Maidah (5) ayat 3). http://nuurislami.blogspot.com/2011/02/imunisasi-dan-konspirasi-di-dalamnya.html#ixzz1Iw5ycKp0 http://www.nuansaislam.com/

Rabu, 28 September 2011

Halo Dunia Komunikasi

MEMBANGUN KEMBALI INDONESIA MELALUI KOMUNIKASI
Rohmanur Aziz*

Manusia tidak dapat dipisahkan dari komunikasi, oleh karenanya manusia senantiasa berinteraksi dengan sesamanya untuk menjalankan fungsi-fungsi komunikasi diantaranya fungsi sosial, ekspresif, ritual dan fungsi instrumental. Fungsi sosial mengisyaratkan pentingnya komunikasi untuk membangun konsep-diri dan aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup dan memperoleh kebahagiaan agar terhindar dari tekanan dan ketegangan. Fungsi ekspresif bertujuan menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) seperti rindu, sayang peduli, simpati, sedih, gembira, takut dll. Sementara fungsi ritual adalah penyampaian pesan-pesan yang bernuansa magis, mistik, dan religius dari manusia kepada tuhan yang dipercayainya dengan mengucapkan kata-kata atau penampilan perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik, dan fungsi instrumental bertujuan menginformasikan, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, mengubah perilaku, atau menggerakan tindakan dan juga untuk menghibur (www.coremap.or.id).
Berkaitan dengan fungsi-fungsi komunikasi tersebut, kini secara umum bangsa Indonesia sedang memasuki atau masih pada masa gegar budaya (shock culture). Sebuah budaya baru hasil dari ledakan besar budaya (culture big bang) akibat produksi besar-besaran teknologi komunikasi dan informasi. Dampak sosial dari ledakan tersebut, terjadi semacam transformasi genetika manusia sebagai makhluk modern yang berusaha menjadi wujud tunggal yang satu sama lain terkoneksi seakan tak terpisahkan oleh ruang dan waktu. Dalam satu waktu manusia dari setiap belahan dunia dapat berkomunikasi secara langsung melalui teknologi komunikasi yang super canggih.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi abad 21 dipengaruhi oleh gagasan-gagasan cemerlang dari para ilmuan yang senantiasa menjawab setiap tantangan dengan kemudahan teknologi. Tentunya hal ini memberikan kontribusi positif dalam berbagai aspek kehidupan terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan sekaligus memberi dampak negatif pada sebahagian aspek sosiologis sehingga tatanan kehidupan masyarakat dengan sendirinya bergeser membentuk karakteristik tertentu. Kondisi antara ketertinggalan dan kemajuan disebut sebagai kondisi transisi (prismatic). Oleh karena itu, masyarakat transisi disebut juga sebagai prismatic society yaitu sekelompok manusia yang menduduki suatu wilayah yang dari aspek, geografis, geo-politik dan budaya lebih maju dari masyarakat desa tetapi belum masuk kategori masyarakat kota. Dalam konteks negara, prismatic society lebih tepat dialamatklan pada negara berkembang seperti Indonesia.
Menarik memang ulasan beberapa pemikir di awal abad ke-21, bahwa “mesin peradaban” masyarakat sedang berfungsi untuk membawa suatu tatanan baru di dalam masyarakat (A. Watloly , 2006). Bangkitnya turbin “mesin peradaban” itu adalah suatu gejala dari semakin pentingnya eksistensi masyarakat, termasuk eksistensi local genius yang tampak melalui berbagai bentuk kearifan lokal, atau dalam terminologi sosiologi disebut sebagai “modal sosial” (social capital) (Robert R. Lawang, 2005). Social capital adalah modal untuk membangun kembali kesadaran kritis masyarakat dengan cara menggali nilai-nilai luhur kemanusiaan dan nilai-nilai kemasyarakatan untuk diletakan menjadi fondasi pembangunan yang partisipatif. Adapun ciri-ciri partisipasi adalah proaktif, kesetaraan, ada kesepakatan yang dilakukan oleh semua pihak yang terlibat, ada tindakan yang mengisi kesepakatan, dan ada pembagian kewenangan (hak) dan tanggungjawab.
Peranan teknologi informasi dan komunikasi pada negara berkembang seperti Indonesia sangat urgen untuk menggalang kembali modal sosial yang selama ini tergerus oleh dinamika zaman termasuk didalamnya dinamika politik nasional yang melahirkan demokratisasi dalam berbagai aspek kehidupan. Media jejaring sosial seperti halnya millis, friendster, facebook, twiter dan bahkan layanan short massage service (sms) via handphone menjadi sangat urgen dalam konteks perubahan sosial.
Namun pada kondisi transisi tersebut, bangsa Indonesia harus dimaklumi sebagai bangsa yang sedang mencari identitas baru. Dalam kritik Gus Dur, Indonesia disebut “bangsa yang bukan-bukan”. Kritik tersebut merupakan wujud nilai sementara dari kegelisahan seorang mantan kepala negara yang pengamatannya lebih komprehensif. Indonesia tidak bersedia disebut negara kapitalis apalagi komunis terlebih lagi negara Islam. Sementara itu, komitmen bangsa terhadap pancasila pun belum nampak, terlebih mewujud dalam perhitungan peradaban dunia dan dapat mensejahterakan rakyat.
Salah satu pilar negara yang mempunyai peran yang signifikan adalah pers. Fungsi utama pers adalah membuka ruang publik bagi rakyat untuk turut serta berpartisipasi membangun bangsa melalui media pers. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah social setting bangsa Indonesia dengan peranan media informasi dan komunikasi menjadi semacam media pers. Melalui account internet dan berbagai fasilitas jejaring sosial tidak disadari telah mengambil alih fungsi media pers menjadi tersebar (difusi) dapat digerakan oleh setiap individu. Bahkan direncanakan pada tahun 2014 kelak iklan tidak bukan hanya di televise dan internet tetapi akan mengembangkan konsep one to one via SMS atau yang popular disebut mobile advertising (Republika, 28/04/2011). Pada ranah public, berbagai kasus, seperti koin untuk Prita mulyasari, Bibit dan Candra M. Hamzah (KPK), Gayus Tambunan, Susno Djuaji, kasus Century dan sebagainya sampai kasus lipsing Norman anggota Brimob di Youtube. Fenomena ini menandakan bahwa betapa teknologi informasi dan komunikasi terintegrasi dengan setiap individu user yang kini dapat diakses melalui setiap handphone, blackberry dan laptop. Ini artinya pers nyaris sudah ada pada genggaman sebagian besar rakyat karena pada masyarakat modern saat ini sudah tidak lazim jika masih ada orang yang tidak memiliki dan menggunakan handphone.
Kepemilikan massal i-pad, blackberry dan handphone inilah yang kini menjadi ujung pangkal setiap fenomena sosial. Betapa dunia maya telah menjadi nyata hingga menjadi perbincangan hangat sampai pelosok kampung bahkan dapat mengubah emosi para pemimpin nasional. Kecanggungan komunikasi, kini sirna ketika masuk dunia maya, kata-kata menjadi tidak terkendali diiringi kondisi jiwa yang sangat emosional. Media informasi dan komunikasi telah membuat bolak balik makna “jauh di mata, dekat di hati; jauh di hati dekat di mata”. Jika tidak ada bimbingan, dapat dipastikan para user akan terjerembab pada situasi hyper realitas, yaitu gaya hidup yang tidak realistis atau diskoneksi antara harapan-harapan saat on line (OL) atau komunikasi via media dengan kenyataan-kenyataan hidup yang harus dihadapi ketika komunikasi langsung atau off line.
Fenomena masalah yang semakin mengkristal pada penggunaan media informasi dan komunikasi adalah gaya hidup berkomunikasi yang tidak kontrol dan mengabaikan realitas. Sehingga, komunikasi on line menjadi gaya hidup sedangakan komunikasi off line dipandang tidak penting. Silaturrahim via facebook menjadi sangat penting daripada bercengkrama dengan keluarga. Ngobrol dan ngerumpi via handphone di ikhlaskan menyita banyak waktu sedangkan diskusi dan silaturrahim dengan tetangga hanya saat ada tugas ronda siskamling.
Dalam perspektif ilmu komunikasi, konseptualisasi komunikasi ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi yaitu komunikasi sebagai tindakan satu-arah, komunikasi sebagai interaksi dan komunikasi sebagai transaksi. Tentunya ketiga konseptualisasi komunikasi tersebut dapat berdampak pada perilaku orang yang berkomunikasi (komunikator). Pada konsepsi satu-arah seringkali digunakan untuk mempengaruhi (to influence) objek komunikasi (komunikan) untuk tujuan tertentu misalnya khutbah jum’at, hypnotis atau cuci otak (brain washing) yang saat ini marak dibicarakan media. Konsep komunikasi sebagai interakasi dimaknai sebagai bentuk hukum kausalitas atau hukum sebab akibat. Terakhir komunikasi sebagai transaksi adalah komunikasi yang memerlukan penafsiran perilaku orang lain sehingga konsep ini sarat akan persepsi.
Pengguna handphone dan fasilitas jejaring sosial di Indonesia sepertinya asyik pada konsepsi komunikasi yang transaksional tanpa mempertimbangkan nilai produktifitas dan efektifitasnya. Bangsa yang sedang mengalami masa transisi dipastikan memasuki fase shock culture yang kemudian memubadzirkan setiap waktu dengan aktifitas OL nya. Adapun yang menjadi catatan penting dalam analisa fenomena ini adalah perlakuan user/ komunikator terhadap media informasi dan komunikasi bukan pada hubungan antara komunikator dengan komunikannya. Pola hubungan antara komunikator dan komunikan hanya dampak (implikasi) dari perlakuan komunikator pada media. Hal ini dapat ditelaah dari konsep dasar ilmu komunikasi yang menunjukan komunikasi intrapersonal, yaitu proses komunikasi yang terjadi didalam diri seseorang, seakan ada dialog yang kadang sengit dan kadang romantis didalam diri sendiri yang kemudian berdampak pada tampilan wajah yang kadang bermuram durja dan kadang sumringah bahkan tersenyum sendiri yang kemudian ketika kesadaran muncul, terhenyak kaget seakan jadi manusia langit yang jatuh ke bumi.
Komunikasi intrapersonal ini merupakan fitrah setiap manusia sekaligus potensi yang jika dikelola dengan baik dapat menjadi salahsatu kecerdasan. Para ilmuan pendidikan seperti Thomas Amstrong menyebut komunikasi intrapersonal sebagai salah satu dari kecerdasan majemuk (multiple intelegence). Kecerdasan ini dapat menghasilkan produktifitas tinggi seperti penyair, pelukis, arsitek, ahli desain grafis dan sebagainya. Keberadaan media informasi dan komunikasi menjadi tempat pelampiasan curahan komunikasi intrapersonal yang seringkali tidak disadari berdampak sosial pada masyarakat dunia maya yang terpaut oleh pesan liar yang terpampang pada media informasi dan komunikasi milik orang lain. Munculnya pesan liar tersebut akan memicu respons positif dan negatif dari siapapun yang menemukannya baik di dunia maya maupun di dunia nyata.
Terlepas dari respons yang muncul positif atau negatif, dipastikan komunikator akan mendapat feedback yang kemudian menindaklanjuti respons tersebut dengan berbagai persepsi dan interpretasi seadanya tanpa mempertimbangkan konteks dari proses komunikasi. Sederhananya ketika gagal berkomunikasi misalnya nelpon tidak terangkat dipersepsi dan diinterpretasi yang bukan-bukan sehingga muncul kesimpulan negatif dan cenderung sesat bahwa komunkasinya ditolak buktinya nelpon tapi tidak diangkat. Begitpun melalui fasilitas SMS, e-mail atau facebook. Ternyata bangsa yang dikritik bukan-bukan ini diawali dari kebiasaan berfikir yang bukan-bukan.
Jikapun pesan liar direspon positif oleh komunikan atau masyarakat dunia maya, kehangatan komunikasi diciptakan sedemikan rupa seolah-olah ada dunia baru yang diciptakan di alam ide pada media OL termasuk didalamnya sms. Hidup seolah-olah merupakan gambaran dari adegan drama turki’s sehingga menemukan tempat baru untuk melakukan curahan hati (curhat). Kondisi jiwa seperti ini adalah fase kedua untuk kategori stadium bahaya bagi jiwa manusia yang hidup dalam suasana yang seolah-olah. Kemudian muncul gejala loss control dalam komunikasi. Ini semacam gejala kecanduan dalam berkomunikasi baik on line maupun off line. Muncul kebiasaan “memaksa” orang lain untuk mendengarkan pembicaraannya yang tidak terstruktur dan cenderung banyak menyampaikan pesan-pesan negatif. Celakanya jika dilakukan secara on line, akan muncul frekwensi jiwa yang sama terdapat sikap seolah-olah yang terpaut, sehingga mereka terjerembab menjadi talk mania dan komunika mania.
Komunika mania adalah sikap ketergantungan seseorang pada komunikasi sebagai gaya hidup, baik dengan cara langsung, terlebih menggunakan beraneka ragam media dengan tujuan mencurahkan hasrat komunikasinya tanpa mengharap penyelesaian masalah. Komunika mania sebagai kondisi jiwa yang hyper dalam berkomunikasi sehingga berusaha untuk senantiasa mendapat partner untuk menjadi tempat pelampiasan hasrat komunikasinya.
Di tempat keramaian seringkali dijumpai banyak orang-orang yang asyik berkomunikasi dengan menggunakan handphone atau blackberry. Mereka seringkali mengabaikan orang-orang disekitarnya. Perilaku ini perlahan mewabah menjadi gejala sosial dengan memperlihatkan karakteristik yang khas diantaranya; pertama, kecenderungan individualistik yaitu sikap yang mengabaikan nilai kebersamaan dan mementingkan kebutuhan dirinya tanpa memikirkan kepentingan orang lain atau kepentingan bersama. Kedua, kecenderungan permisif yaitu yang mengabaikan kehendak diri untuk terlibat dalam urusan orang lain sehingga muncul sikap membiarkan segala aktifitas orang lain walaupun tidak sesuai dengan norma dan etika. Karakteristik ini akan berimplikasi pada sikap membenarkan yang biasa bukan membiasakan yang benar. Ketiga, kecenderungan hyper realitas atau idealis utopis, yaitu sikap yang menggambarkan kepribadian yang memilih selera gaya hidup tinggi seakan menjadi manusia kelas satu yang senantiasa harus dilayani walaupun berada dalam kondisi tidak realistis. Keempat, kecenderungan instan dan serba ingin cepat tanpa mempertimbangkan proses yang dilakukan baik atau buruk yang penting selesai dan begitupun setelah keinginannya terselesaikan tidak mempedulikan kualitas hasil. Dimunkingkan pula dalam konteks pembangunan nasional, karakteristik ini dapat berkontribusi negatif pada pembangunan infrastuktur, hal ini dimungkinkan akibat perilaku para pimpinan proyek yang ingin instant dalam mendapatkan tender tanpa mempedulikan proses yang dilakukan sarat dengan praktik suap atau semacam “sesaji” proyek. Alhasil, pagu anggaran yang sudah ditetapkan akan dikurangi untuk biaya sesaji, belum lagi biaya sesaji untuk dedemit pembangunan diantaranya untuk biaya keamanan (japrem), pers gadungan dan oknum petugas pemberantasan korupsi agar aman dari delik hukum.
Substansi dari fenomena komunikasi tersebut pada kenyataanya bermuara pada dehumanisasi, yaitu proses yang sistematis runtuhnya nilai-nilai kemanusiaan dan menafikannya hingga menjerumuskan manusia pada kehinaan dan kenistaan. Dehumanisasi terjadi pada abad modern yaitu zaman kemajuan yang sejak lama menjadi impian dan ramalan kaum tradisionalis. Pada impian kaum tradisionalis, kelak abad modern adalah abad yang serba canggih, serba mudah, serba cepat dan serba praktis. Atas dasar itu, kaum tradisionalis sempat menolak modernisme karena dipandang sebagai faham yang tak lazim hadir pada masyarakat yang memiliki budaya tinggi. Budaya yang dimaksud adalah kuat dalam sistem kekerabatan, saling menghormati dan peduli pada sesama, menjunjung tinggi nilai gotong royong, taat dan patuh pada norma dan etika warisan leluhur. Nilai-nilai tersebut telah lama menghujam dan mengakar menjadi moralitas dan membaur dalam sistem keyakinan dan kepercayaan kaum tradisionalis.
Namun ternyata moralitas itu kini mulai tercerabut tidak kuat diterpa gelombang modernisme yang kemudian berimplikasi terjadinya dehumanisasi akibat ketidaksiapan manusia menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Gagap teknologi melahirkan jurang pemisah dalam dimensi sosial masyarakat Indonesia. Hubungan sosial dibatasi oleh kepemilikan materi dan kepemilikan barang-barang mewah baik berupa mesin ataupun barang elektronik. Persahabatan antar negara dan benua di dunia maya lebih akrab ketimbang dengan tetangga dekat. Pengendara (belum tentu pemilik) mobil mewah lebih dihargai ketimbang pengendara mobil tua, terlebih pengendara motor apalagi pejalan kaki. Perlakuan pada pejalan kaki-pun dikategori secara bendawi antara yang berpakaian bagus dan mahal dengan yang sederhana apalagi yang compang-camping. Ini menggambarkan materialisme yang mewabah menjadi sumber penyakit sosial bagi masyarakat Indonesia.
Diantara penyakit yang paling mewabah menjadi penyakit sosial adalah penyakit pecah keribadian (split personality), yaitu penyakit jiwa dengan gejala yang sama dengan sifat orang-orang munafiq yang digambarkan didalam sabda Rosululloh Saw: “Tanda-tanda munafiq itu ada tiga; jika bicara ia dusta, jika janji ia inkar, dan jika diberi amanat ia khianat” (H.R. Mutafaq alaih). Namun untuk penyakit pecah kepribadian ada lebihnya yaitu menjangkit pada masyarakat modern yang sesungguhnya ia tahu bahwa perbuatan yang senantiasa dilakukannya itu adalah sikap hipokrit atau bermuka dua (nifaq) yang sama sekali tidak sesuai dengan hati nurani, norma, etika, moralitas warga bangsa dan ajaran agama. Penyakit ini dimaklumi oleh dirinya dan memaksa orang lain untuk memaklumi perbuatannya.
Dengan demikian, attitude sebagian bangsa Indonesia perlu untuk dibangun kembali (rekonstruksi) mulai dari pembangunan kesadaran kolektif masyarakat. Proses penyadaran kepada kebaikan dan kebenaran universal disebut sebagai proses dakwah. Sudah saatnya masyarakat tidak hanya mempersepsi bahwa dakwah hanyalah ceramah di belakang mimbar, namun ruang lingkup dakwah sangat luas dan menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia untuk mewujudkan masyarakat madani. Masyarakat Madani adalah masyarakat yang berperadaban tinggi sarat dengan keteraturan hidup dalam berbagai aspek kehidupan. Konsep Masyarakat Madani berasal dari perbincangan konsep civil society yang secara historis terdapat di eropa dengan pengertian masyarkat sipil yang diciptakan sebagai tatanan masyarakat yang egaliter, demokratis, toleran dan inklusif (Gellner; 1995).
Namun keberadaan masyarakat sipil diyakini sebgai hasil cipta akal budi manusia Eropa yang maju dan mendambakan peradaban yang menjunjung tinggi hak-hak dan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan demikian civil society madzhab Eropa ini bersifat antroposentris sebagai produk budaya. Sedangkan konsep yang lain disampaikan oleh Anwar Ibrahim civil society sebagai tatanan masyarakat madani yang nilai-nilai nya diambil dari tatanan masyarakat madinah ketika Nabi Muhammad saw. hijrah dari Hijaz (Mekkah) ke Yatsrib dan kemudian menamakannya Madinah al-Munawaroh berasal dari kata madaniyun artinya kota yang bertabur cahaya. Karena Nabi Muhammad sebagai nabi dan rosul dalam membangun Madinah oleh karenanya konsep civil society madzhab masyarakat madani bersifat teosentris atas bimbingan wahyu.
Masyarakat madani atau civil society secara umum bisa diartikan sebagai suatu masyarakat atau institusi sosial yang memiliki ciri-ciri antara lain : kemandirian, toleransi, keswadayaan, kerelaan menolong satu sama lain, dan menjunjung tinggi norma dan etika yang disepakati secara bersama-sama (Din Syamsuddin; 1999).
Proses rekonstruksi peradaban bangsa Indonesia, paling tidak diawali dari proses komunikasi yang baik dan senantiasa menggunakan metode yang baik serta pesan yang disebarluaskan merupakan pesan yang gandrung akan kebaikan. Adapun nilai kebaikan yang dimaksud adalah nilai unggul dari produk budaya dan doktrin wahyu (akhlaq al-karimah).


*)Dosen Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Bandung tinggal di Rancaekek.

Selasa, 23 Agustus 2011

I'dul Fithri 1432 H.

Nineung ku romadlon
Nikmat karaosna
Lezat pahalana
Maknyos ku hegarna

Sok emutan geura

Mun teu aya bulan romadlon
Moal aya mudik

Mun teu aya bulan romadlon
Moal aya karamean

Mun teu aya bulan romadlon
Dosa urang patutumpuk

Mun teu aya bulan romadlon
Tanwande urang jadi ahli naraka

Ku romadlon
Aya harepan urang deukeut ka surga

duuh 'Idul Fithri
Mungguhing Gusti Nu Maha Suci
Sucikeun abdi sadaya...Amiin

Rabu, 03 Agustus 2011

Kabar Gembira Fidkom UIN Bandung

Alhamdulillah, demi sehatnya sistem akademik pada Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Fakultas Dakwah & Komunikasi UIN Bandung menyediakan Layanan Aspirasi Fidkom melalui SMS ke 088218365526 atau via e-mail: akademikfidkom@gmail.com.
Bagi mahasiswa yang sedang berkeluhkesah tentang perkuliahan dapat menyampaikan aspirasinya, agar tersalurkan dengan baik dan dapat menjadi bahan perbaikan sistem akdemik Fidkom yang kita cintai!

Rabu, 20 Juli 2011

Manfaat Wazis Kanggo Kasaean Warga Griya Utama



Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Mu'minuun telah melaksankan beberapa program dan kegiatan yang bermanfaat untuk warga diantaranya pembelian tanah kuburan, renovasi masjid, pemulasaraan jenazah dan santunan kematian serta program rutin pengajian mingguan, bulanan, dan tahunan seperti maulid nabi, Isra Mi'raj dan Tahun Baru Hijriah. Semua itu didanai oleh wakaf, zakat, Infaq dan Shodaqoh (Wazis) yang digalang secara sukarela seikhlasnya dari warga untuk kepentingan warga. Oleh karena itu, mari kita bangun peradaban madani di Griya Utama Rancaekek dengan menunaikan wazis dengan se-ikhlas-ikhlasnya!
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada para muwakif diantaranya: Pak Dedi Junaedi, Pak Kusnadi, Pak Arif Amaludin, Pak Olih Komarudin, Pak Heri, Pak Ade Sumija, Pak Sofyan, Pak Triswanto, Pak Mulyahadi, Pak Yayan RT 4, Pak Iing Brimob dll yang tidak dapat saya sebut satu persatu. Jazakumulloh Khoir al-Jaza (Semoga Alloh membalas dengan yang lebih banyak)...Aamiin...
Romadlon saatnya tingkatkan amal ibadah kita untuk investasi kebahagiaan kita di dunia dan akhirat!

Senin, 11 Juli 2011

Marhaban yaa Romadlon

1432 Hijriyah, tahun yang penuh tantangan, tahun jihad pembangunan. Semoga dapat menjelang bulan suci Romadlon dapat menjadi driver install ulang jiwa untuk kembali menemukan kesucian agar pantas bertemu dengan Yang Maha Suci. Saya maafkan engkau semua wahai saudaraku, dan maafkan semua saudaramu sebelum ia meminta maaf..! Hadapi bulan suci 1432 dengan hati suci.
Maafkan daku!

Sya'ir Surgawi

Lembayung senja siap menatap
Menepi di pelupuk bumi
Kala jagat meledak
Anak cucu bangkit

Rindu pada kebaikan
Rindu kebenaran
Rindu amal sholeh
Rindu ingin kemebalikan dunia
Rindu romadlon

Namun ia tak akan pernah kembali
Rindu wewangian surga
Semoga.....
Robbii dekatkankan ia padaku
Dekaplah daku

Senin, 09 Mei 2011

Ramalan Prabu Siliwangi

Prabu Siliwangi berpesan pada warga Pajajaran yang ikut mundur pada waktu beliau

sebelum menghilang :

“Perjalanan kita hanya sampai disini hari ini, walaupun kalian semua setia
padaku! Tapi aku tidak boleh membawa kalian dalam masalah ini, membuat kalian
susah, ikut merasakan miskin dan lapar. Kalian boleh memilih untuk hidup kedepan

nanti, agar besok lusa, kalian hidup senang kaya raya dan bisa mendirikan lagi
Pajajaran! Bukan Pajajaran saat ini tapi Pajajaran yang baru yang berdiri oleh
perjalanan waktu! Pilih! aku tidak akan melarang, sebab untukku, tidak pantas
jadi raja yang rakyatnya lapar dan miskin.”

Dengarkan! Yang ingin tetap ikut denganku, cepat memisahkan diri ke selatan!
Yang ingin kembali lagi ke kota yang ditinggalkan, cepat memisahkan diri ke
utara! Yang ingin berbakti kepada raja yang sedang berkuasa, cepat memisahkan
diri ke timur! Yang tidak ingin ikut siapa-siapa, cepat memisahkan diri ke
barat!

Dengarkan! Kalian yang di timur harus tahu: Kekuasaan akan turut dengan kalian!
dan keturunan kalian nanti yang akan memerintah saudara kalian dan orang lain.
Tapi kalian harus ingat, nanti mereka akan memerintah dengan semena-mena. Akan
ada pembalasan untuk semua itu. Silahkan pergi!

Kalian yang di sebelah barat! Carilah oleh kalian Ki Santang! Sebab nanti,
keturunan kalian yang akan mengingatkan saudara kalian dan orang lain. Ke
saudara sedaerah, ke saudara yang datang sependirian dan semua yang baik
hatinya. Suatu saat nanti, apabila tengah malam, dari gunung Halimun terdengar
suara minta tolong, nah itu adalah tandanya. Semua keturunan kalian dipanggil
oleh yang mau menikah di Lebak Cawéné. Jangan sampai berlebihan, sebab nanti
telaga akan banjir! Silahkan pergi! Ingat! Jangan menoleh kebelakang!

Kalian yang di sebelah utara! Dengarkan! Kota takkan pernah kalian datangi, yang

kalian temui hanya padang yang perlu diolah. Keturunan kalian, kebanyakan akan
menjadi rakyat biasa. Adapun yang menjadi penguasa tetap tidak mempunyai
kekuasaan. Suatu hari nanti akan kedatangan tamu, banyak tamu dari jauh, tapi
tamu yang menyusahkan. Waspadalah!

Semua keturunan kalian akan aku kunjungi, tapi hanya pada waktu tertentu dan
saat diperlukan. Aku akan datang lagi, menolong yang perlu, membantu yang susah,

tapi hanya mereka yang bagus perangainya. Apabila aku datang takkan terlihat;
apabila aku berbicara takkan terdengar. Memang aku akan datang tapi hanya untuk
mereka yang baik hatinya, mereka yang mengerti dan satu tujuan, yang mengerti
tentang harum sejati juga mempunyai jalan pikiran yang lurus dan bagus tingkah
lakunya. Ketika aku datang, tidak berupa dan bersuara tapi memberi ciri dengan
wewangian. Semenjak hari ini, Pajajaran hilang dari alam nyata. Hilang kotanya,
hilang negaranya. Pajajaran tidak akan meninggalkan jejak, selain nama untuk
mereka yang berusaha menelusuri.


Suatu saat nanti akan banyak hal yang ditemui, sebagian-sebagian. Sebab
terlanjur dilarang oleh Pemimpin Pengganti! Ada yang berani menelusuri terus
menerus, tidak mengindahkan larangan, mencari sambil melawan, melawan sambil
tertawa. Dialah Anak Gembala. Rumahnya di belakang sungai, pintunya setinggi
batu, tertutupi pohon handeuleum dan hanjuang. Apa yang dia gembalakan? Bukan
kerbau bukan domba, bukan pula harimau ataupun banteng. Tetapi ranting daun
kering dan sisa potongan pohon. Dia terus mencari, mengumpulkan semua yang dia
temui. Tapi akan menemui banyak sejarah/kejadian, selesai jaman yang satu datang

lagi satu jaman yang jadi sejarah/kejadian baru, setiap jaman membuat sejarah.
setiap waktu akan berulang itu dan itu lagi.

Dengarkan! yang saat ini memusuhi kita, akan berkuasa hanya untuk sementara
waktu. Tanahnya kering padahal di pinggir sungai Cibantaeun dijadikan kandang
kerbau kosong. Nah di situlah, sebuah nagara akan pecah, pecah oleh kerbau bule,

yang digembalakan oleh orang yang tinggi dan memerintah di pusat kota . semenjak

itu, raja-raja dibelenggu. Kerbau bule memegang kendali, dan keturunan kita
hanya jadi orang suruhan. Tapi kendali itu tak terasa sebab semuanya serba
dipenuhi dan murah serta banyak pilihan.

Semenjak itu, pekerjaan dikuasai monyet. Suatu saat nanti keturunan kita akan
ada yang sadar, tapi sadar seperti terbangun dari mimpi. Dari yang hilang dulu
semakin banyak yang terbongkar. Tapi banyak yang tertukar sejarahnya, banyak
yang dicuri bahkan dijual! Keturunan kita banyak yang tidak tahu, bahwa jaman
sudah berganti! Pada saat itu geger di seluruh negara. Pintu dihancurkan oleh
mereka para pemimpin, tapi pemimpin yang salah arah!

Yang memerintah bersembunyi, pusat kota kosong, kerbau bule kabur. Negara
pecahan diserbu monyet! Keturunan kita enak tertawa, tapi tertawa yang
terpotong, sebab ternyata, pasar habis oleh penyakit, sawah habis oleh penyakit,

tempat padi habis oleh penyakit, kebun habis oleh penyakit, perempuan hamil oleh

penyakit. Semuanya diserbu oleh penyakit. Keturunan kita takut oleh segala yang
berbau penyakit. Semua alat digunakan untuk menyembuhkan penyakit sebab sudah
semakin parah. Yang mengerjakannya masih bangsa sendiri. Banyak yang mati
kelaparan. Semenjak itu keturunan kita banyak yang berharap bisa bercocok tanam
sambil sok tahu membuka lahan. mereka tidak sadar bahwa jaman sudah berganti
cerita lagi.

Lalu sayup-sayup dari ujung laut utara terdengar gemuruh, burung menetaskan
telur. Riuh seluruh bumi! Sementara di sini? Ramai oleh perang, saling menindas
antar sesama. Penyakit bermunculan di sana-sini. Lalu keturunan kita mengamuk.
Mengamuk tanpa aturan. Banyak yang mati tanpa dosa, jelas-jelas musuh dijadikan
teman, yang jelas-jelas teman dijadikan musuh. Mendadak banyak pemimpin dengan
caranya sendiri. Yang bingung semakin bingung. Banyak anak kecil sudah menjadi
bapa. Yang mengamuk tambah berkuasa, mengamuk tanpa pandang bulu. Yang Putih
dihancurkan, yang Hitam diusir. Kepulauan ini semakin kacau, sebab banyak yang
mengamuk, tidak beda dengan tawon, hanya karena dirusak sarangnya. seluruh nusa
dihancurkan dan dikejar. Tetapi…ada yang menghentikan, yang menghentikan adalah
orang sebrang.

Lalu berdiri lagi penguasa yang berasal dari orang biasa. Tapi memang keturunan
penguasa dahulu kala dan ibunya adalah seorang putri Pulau Dewata. Karena jelas
keturunan penguasa, penguasa baru susah dianiaya! Semenjak itu berganti lagi
jaman. Ganti jaman ganti cerita! Kapan? Tidak lama, setelah bulan muncul di
siang hari, disusul oleh lewatnya komet yang terang benderang. Di bekas negara
kita, berdiri lagi sebuah negara. Negara di dalam negara dan pemimpinnya bukan
keturunan Pajajaran.

Lalu akan ada penguasa, tapi penguasa yang mendirikan benteng yang tidak boleh
dibuka, yang mendirikan pintu yang tidak boleh ditutup, membuat pancuran
ditengah jalan, memelihara elang dipohon beringin. Memang penguasa buta! Bukan
buta pemaksa, tetapi buta tidak melihat, segala penyakit dan penderitaan,
penjahat juga pencuri menggerogoti rakyat yang sudah susah. Sekalinya ada yang
berani mengingatkan, yang diburu bukanlah penderitaan itu semua tetapi orang
yang mengingatkannya. Semakin maju semakin banyak penguasa yang buta tuli.
memerintah sambil menyembah berhala. Lalu anak-anak muda salah pergaulan, aturan

hanya menjadi bahan omongan, karena yang membuatnya bukan orang yang mengerti
aturan itu sendiri. Wajar saja bila kolam semuanya mengering, pertanian semuanya

puso, bulir padi banyak yang diselewengkan, sebab yang berjanjinya banyak tukang

bohong, semua diberangus janji-janji belaka, terlalu banyak orang pintar, tapi
pintar kebelinger.

Pada saat itu datang pemuda berjanggut, datangnya memakai baju serba hitam
sambil menyanding sarung tua. Membangunkan semua yang salah arah, mengingatkan
pada yang lupa, tapi tidak dianggap. Karena pintar kebelinger, maunya menang
sendiri. Mereka tidak sadar, langit sudah memerah, asap mengepul dari perapian.
Alih-alih dianggap, pemuda berjanggut ditangkap dimasukan kepenjara. Lalu mereka

mengacak-ngacak tanah orang lain, beralasan mencari musuh tapi sebenarnya mereka

sengaja membuat permusuhan.

Waspadalah! sebab mereka nanti akan melarang untuk menceritakan Pajajaran. Sebab

takut ketahuan, bahwa mereka yang jadi gara-gara selama ini. Penguasa yang buta,

semakin hari semakin berkuasa melebihi kerbau bule, mereka tidak sadar jaman
manusia sudah dikuasai oleh kelakuan hewan.
Kekuasaan penguasa buta tidak berlangsung lama, tapi karena sudah kelewatan
menyengsarakan rakyat yang sudah berharap agar ada mukjizat datang untuk mereka.

Penguasa itu akan menjadi tumbal, tumbal untuk perbuatannya sendiri, kapan
waktunya? Nanti, saat munculnya anak gembala! di situ akan banyak huru-hara,
yang bermula di satu daerah semakin lama semakin besar meluas di seluruh negara.

yang tidak tahu menjadi gila dan ikut-ikutan menyerobot dan bertengkar. Dipimpin

oleh pemuda gendut! Sebabnya bertengkar? Memperebutkan tanah. Yang sudah punya
ingin lebih, yang berhak meminta bagiannya. Hanya yang sadar pada diam, mereka
hanya menonton tapi tetap terbawa-bawa.

Yang bertengkar lalu terdiam dan sadar ternyata mereka memperebutkan pepesan
kosong, sebab tanah sudah habis oleh mereka yang punya uang. Para penguasa lalu
menyusup, yang bertengkar ketakutan, ketakutan kehilangan negara, lalu mereka
mencari anak gembala, yang rumahnya di ujung sungai yang pintunya setinggi batu,

yang rimbun oleh pohon handeuleum dan hanjuang. Semua mencari tumbal, tapi
pemuda gembala sudah tidak ada, sudah pergi bersama pemuda berjanggut, pergi
membuka lahan baru di Lebak Cawéné!

Yang ditemui hanya gagak yang berkoar di dahan mati. Dengarkan! jaman akan
berganti lagi, tapi nanti, Setelah Gunung Gede meletus, disusul oleh tujuh
gunung. Ribut lagi seluruh bumi. Orang sunda dipanggil-panggil, orang sunda
memaafkan. Baik lagi semuanya. Negara bersatu kembali. Nusa jaya lagi, sebab
berdiri ratu adil, ratu adil yang sejati.

Tapi ratu siapa? darimana asalnya sang ratu? Nanti juga kalian akan tahu.
Sekarang, cari oleh kalian pemuda gembala.

Silahkan pergi, ingat jangan menoleh kebelakang!

Mangga lenyepaneun keur urang Sunda tur bangsa Indonesia sakumna!

Kamis, 20 Januari 2011

Sya'ir Surgawi

Nikmatnya keramaian dunia
Berselancar di atas gelombang masalah
Badai kian lama kian kuat
Mendera menghantam nurani

Walau sulit meniti pintu surga
Walau sulit mencari pintu neraka
Ekspektasi tetap tengadah
Rindu hati ke kampung halaman

bersama nenek moyang manusia
Adam dan Hawa

Kamis, 13 Januari 2011

Sya'ir Surgawi

Ketika sang wali bertutur
Telaga nampak menghempas dahaga
Al-Kautsar dipelupuk mata
Namun entah

Terhempas deburan dosa
Dalam penantian air mata

Tuhan maafkan aku